Jumat, 06 Desember 2013

pengertian metode pekerjaan sosial (Group Work)



Pengertian Metode Pekerjaan Sosial dengan Kelompok (Group Work)

The National Association of social work (1947) mengartikan Social Group Work sebagai suatu pelayanan kepada kelompok dimana tujuan utamanya untuk membantu anggota kelompok memperbaiki penyesuaian sosial mereka(social adjustment),dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapai tujuan-tujuan yang di sepakati oleh masyarakat.

Gisela Konopka(1972) mengemukakan bahwa Social Group Work merupakan suatu pendekatan yang dengan langsung menyadarkan individu melalui pengembangan kapasitasnya saat menghubungkan dia dengan kelompoknya,agar dia belajar memberikan kontribusi kepada kelompok.

Kebutuhan –kebutuhan manusia yang hanya dapat di penuhi melalui kelompok tersebut menurut Charles E.Hendry dalam H.B. Trecker (1950)adalah:

1.      Kebutuhan-kebutuhan dasar (elemental needs), yang terdiri atas :

a)      Kebutuhan akan persahabatan

b)      Kebutuhan akan pengetahuan

c)      Kebutuhan akan berpetualang.

d)     Kebutuhan berkarya secara kreatif.

e)      Kebutuhan untuk diterima kelompok.

2.      Kebutuhan-kebutuhan perkembangan (developmental needs) yaitu kebutuhan-kebutuhan yang muncul sesuai dengan tahap kematangan seseorang, dari masa kanak-kanak ,menuju masa kedewasaan ,yaitu:

a)      Kebutuhan akan teman dari jenis kelamin yang berbeda (anak laki-laki terhadap anak perempuan atau sebaliknya)

b)      Kebutuhan untuk memperoleh kebebasan dari orang tua

c)      Kebutuhan untuk menyesuaikan program-program diri sendiri dengan perubahan –perubahan fisik ,ekonomi serta perubahan-perubahan kemampuan lainnya yang dialami (mental,sosial)

3.      Kebutuhan –kebutuhan fungsional (functional needs),yang meliputi :

a)      Kebutuhan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan artistic (seni), tangan ,dan ketrampilan teknis lainya.

b)      Kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan alam .

c)      Kebutuhan untuk melakukan komptemplasi secara kreatif , komptemplasi adalah merenung untuk mengkaji perbuatan yang telah di lakukan ,mencari ilham ,menemukan kebenaran dll.

d)     Kebutuhan untuk mempelajari hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan(ekstra kurikuler)

 

2.2 Tujuan Pekerjaan Sosial dengan Kelompok

Menurut Albert S .Alisi(1980)tujuan pekerjaan sosial dengan kelompok adalah:

1)      Korektif , memberikan pengalaman-pengalaman restorative (perbaikan)dan remidial (pengembangan) terhadap disfungsi personal dan sosial atau perpecahan individu-individu atau di dalam situasi-situasi sosial .

2)      Preventif ,mencegah perpecahan pribadi dan sosial dimana terjadi kemerosotan/kemunduran yang membahayakan.

3)      Pertumbuhan dan perkembangan yang normal,memudahkan proses pertumbuhan dan perkembangan normal anggota-anggota kelompok, terutama selama masa-masa tertentu yang menekan (stressfull) dalam siklus kehidupan.

4)      Peningkatan pribadi ,mencapai secara lebih besar pencapaian cita-cita (self fullfilment) dan peningkatan pribadi melalui hubungan-hubungan antar pribadii yang berarti dn merangsang (stimulating)

5)      Tanggung jawab dan partisipasi warga ,menanamkan nilai-nilai demokratis dikalangan anggota-anggota kelompok ,dibantu untuk terlibat secara bertanggungjawab baik sebagai anggota kelompk ,sebagai individu-individu maupun sebagai partisipan aktif dalam masyarakat.

 

2.3 Tipe –Tipe Kelompok dalam Pekerjaan Sosial dengan Kelompok.

Tipe-tipe kelompok dapat dijadikan alternativ pemecahan masalah dalam pekerjaan sosial dengan kelompok antara lain:

1.  Social conversation Group(kelompok percakapan sosial)

Percakapan sosial ini sering digunakan untuk tujuan menguji dan menentukan seberapa dalam suatu hubungan dapat dikembangkan antara orang-orang yang belum saling mengenal dengan baik.

Percakapan sosial sering menghilang dan cenderung berubah tanpa tujuan.dalam percakapan sosial tidak terdapat topik –topik yang teragenda secara formal.jika topiknya dangkal,subyek pembicaraan mudah berubah .individu-individu yang menjadi anggota kelompok ini mungkin memiliki tujuan-tujuan tersendiri,tetapi tujuan-tujuan tersebut tidak perlu menjadi agenda kelompok secara keseluruhan. 

2.  Recreation Skill Group(kelompok-kelompok rekreasi)

Tujuan kelompok ini adalah memberikan kegiatan-kegiatan untuk kesenangan. Kegiatan-kegiatan sering bersifat spontan ,tidak harus ada pemimpin ,tempat dan peralatan tidak perlu banyak, artinya akomodasi bersifat praktis , contoh permainan terbuka di lapangan ,permainan terbuka di ruangan, permainan atletik informal ,dan perkemahan remaja.

Beberapa lembaga menyediakan tempat khusus berupa ruangan fisik untuk rekreasi ni .dengan berekreasi dalam suasana rekreasi semacam ini dapat membantu membangun karakter anggota dan mencegah kenakalan terutama di kalangan remaja.

3.  Recreation Skill Group (kelompok-kelompok rekreasi ketrampilan)

Tujuan kelompok ini adalah untuk meningkatkan beberapa ketrampilan dan pada waktu bersamaan memberikan pula kesenangan .berbeda dengan kelompok –kelompok rekreasi no (2) ,kelompok ini memerlukan penasehat,pelatih dan instruktur,serta lebih berorientasi pada aturan permainan.

Contoh:tim-tim olah raga yang salng berkompetensi dalam olah raga renang,basket ,golf atau yang bersifat seni.

4.  Educational Group(kelompok pendidikana)

Fokus kelompok ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang lebih kompleks.pemimpin biasanya seorang profesional yang benar-benar terlatih dan ahli dalam bidang-bidang tertentu.misalnya topik-topik yang mencakup praktek-praktek ketrampilan dalam mengurus bayi(baby sister )kursus kecantikan ,kursus otomotif ,kursus bahasa inggris dll.

5.  Problem Solving Decission Making(kelompok pemecah masalah dan pengambilan keputusan )

Dalam kelompok ini pihak pemberi dan pihak penerima pelayanan-pelayanan sosial dapat secara bersama-sama terlibat dalam kegiatan.pemberi pelayanan mengunakan pertemuan-pertemua untuk mencapai tujuan suatu rencana pengembangan bagi seorang klien atau sekelompok klien.kelompok harus dapat memutuskan bagimana mengalokasikan sumber-sumber dana yang terbaik ,juga memutuskan bagaimana memperbaiki pelaksanaan pelayanan bagi klien ,merubah keputusan –keputusan kebijakan dari lembaga ,memutuskan bagaimana memperbaiki usaha-usaha koordinasi dengan lembaga-lembaga lain.

Penerima manfaat yang masih potensial dapat membentuk kelompok untuk menemukan pendekatan-pendekatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat saat ini. Data tentang kebutuhan-kebutuhan masyarakat saat ini .data kelompok digunakan sebagai alat baik untuk mengembangkan program ,maupun untuk mempengaruhi lembaga –lembaga yang ada agar memberikan elayanan.

Setiap partisipan biasnya memiliki minat (Interest)pribadi dan terlibat langsung dalam proses pencapaian tujuan .dalam kelompok ini biasanya terdapat seorang pemimpin formal berdasarkan pemilihan ,dan pemimpin –pemimpin lainya kadang-kadang mulai selama proses berlangsung.dalam hal ini pekerja sosial dapat berfungsi sebagai stimulator dan organisator juga sebagai partisipan kelompok tersebut.   

bersifat umum dan khusus. Prinsip umum merupakan dasar pelaksanaan praktik pekerjaan sosial pada umumnya, sedangkan prinsip khusus berkaitan langsung dengan prinsip yang diterapkan pada praktik metode bimbingan sosial kelompok.

6.  Self Help Group(Kelompok bantu diri)

Kelompok-kelompok bantu diri menjadi semakin populer dan sering diangap berhasil dalma membantu individu-individu yang mempunyai masalah pribadi atau masalah sosial. Menurut Katz dan bender ,definisi kelompok bantu diri adalah :suatu kelompok kecil yang disusun untuk membantu (Mutual aid) dan untuk mencapai tujuan khusus serta bersifat sukarela.

Kelompok bantu diri ini dapat dibagi menjadi beberapa bentuk:

a.    Kelompok yang memiliki fokus perhatian pada pemecahan masalah yang dialami oleh diri sendiri ,seperti kelompok penyandang masalah narkoba,alkoholis dll

b.    Kelompok yang memiliki fokus pada advokasi sosial (pembela) seperti kelompok yang hak-hak penyandang cacat ,kelompok yang memperjuangkan hak-hak kaum homosexsual dll

c.    Kelompok yang memiliki fokus untuk menciptakan pola hidup alternatif .misalnya kelompok-kelompok keagamaan yang menciptakan alternatif kehidupan baru untuk mencapai ketenangan atau kebahagian yang hakiki.

d.   Kelompok orang-orang yang merasa dirinya tersisih /tersingkir .kelompok ini memberikan perlindungan kepada orang-orang yang merasa tertekan oleh anggapan-anggapan buruk dari masyarakat seperti kelompok eks narapaidana, eks penyandang narkoba, eks pelacur, OHIDA (orang yang hidup dengan penderita aids)

e.    Kelompok gabungan dari masalah-masalah diatas (point a s/d d)

 

7.  Socialization Groups (kelompok sosialisasi)

Banyak penulis yang menganggap bahwa tipe kelompok ini merupakan fokus utama Group Work .secara umum tujuannya yaitu untuk mengembangkan atau mengubah sikap-sikap dan perilaku-perilaku anggota kelompok agar dapat lebih di terima secara sosial.fokus-fokus lainnya adalah pengembangan ketrampilan sosial,meningkatkan kepercayaan diri dan merencanakan masa depan.misal : bekerja untuk sekelompok lanjut usia pada rumah perawatan (panti) untuk memotivasi mereka agar mau terlibat dalam berbagai kegiatan.

8.  Therapeutic Groups (Kelompok penyembuhan)

Pada umumnya kelompok-kelompok terapi ini terdiri dari orang-orang yang memiliki masalah –masalah emosional yang agak berat.misalnya orang-orang yang mempunyai kepribadian ganda ,kelinan jiwa ,histeris . pemimpin kelompok ini memerlukan ketrampilan /keahlian persepsi ,pengetahuan tentang perilaku manusia ,dinamika kelompok ,kemampuan melakukan konseling kelompok ,serta mampu menggunakan kelompok untuk mengubah perilaku.

Sama dengan konseling one-to-one ,tujuan kelompok terapi adalah membuat anggota supaya dapat mengeksplorasi masalah –masalah mereka secara mendalam ,dan kemudian mengembangkan satu atau lebih strategi untuk mengatasi masalah tersebut.terapis kelompok biasanya menggunakan beberapa pendekatan psychotherapy sebagai pedoman untuk mengubah sikap atau perilaku anggota .misalnya: psikoanalisis, terapi realitas teori belajar ,terapi rasional ,analisis transaksi,terapi yang terpusat pada klien ,dan psikodrama

9.  Sensivity Groups (kelompok melatih kepekaan)

Encounter Group (kelompok pertemuan) sensivity training(pelatihan kepekaan) dan T training group ,adalah istilah –istilah yang sering dianggap sama.

Inti dari kegiatan kelompok ini adalah melakukan percakapan yang mendalam dengan sepenuh hati dan jujur tentang mengapa mereka berperilaku seperti itu dalam kelompok, tujuan kelompok ini yaitu untuk memperbaiki masalah kesadaran antar pribadi (interpersonal problem). Untuk mencapai suatu perubahan maka di perlukan tahap-tahap:

1) Unfreezing(pencairan) 2) Change 3)Refreezing (pembekuan kembali).

Taha pertama Unfreezing terjadi ketika harapan-harapan kita tidak tercapai , pemimpin biasanya mulai dengan pernyataan yang mendorong anggota-anggota kelompok untuk berpartisipasi, terbuka dan jujur serta mengharapkan perasaan menjadi berbeda (mencair)

Tahap kedua dari proses tersebut adalah Change yaitu:

Yaitu dengan reaksi-reaksi spontan ,atau memberikan feed back (umpan balik) kepada orang lain.

Tahap ketiga adalah Refreezing yaitu pembekuan kembali,dimana perubahan yang telah di capai diusahakan tidak mengalami perubahan atau penurunan sehingga perlu pembekuan.tujuan tahap ini adalah perubahan dapat berjalan secara continue sehingga dapt berinteraksi secara efektif.

Kelompok sensitivity ini tidak secara langsung memecahkan masalah emosional atau masalah khusus lainya yang dialami seseorang seperti masalah minuman keras ,perasaan depresi ,kelainan seksual dll akan tetapi lebih tertuju pada upaya peningkatan kesadaran personal atau interpersonal serta mengembangkan pola-pola interaksi yang lebih efektif


2.7 Fungsi Bimbingan sosial kelompok

Sebagai metode pekerjaan sosial, bimbingan sosial kelompok mempunyai mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. menolong individu yang tertekan atau mengalami masalah

b. menolong kelompok untuk mencapai tujuan

c. mengadakan kegiatan yang bersifat preventif dan pengembangan.

 

2.1  Individu Sebagai Target Intervensi Kelompok

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan kelompok.

1.Faktor Waktu

Faktor yang sangat penting dalam meningkatkan perubahan individual melalui kelompok adalah faktor kelompok .faktor kelompok ini dapat dipecah lagi kedalam tiga unsur.

-          Kerangka waktu,pekerja sosial dapat meminta kepada kelompok untuk mengalokasikan waktu tertentu kepada seorang anggota yang membutuhkan perhatian khusus dari pekerja sosial.

-          Pendekatan tertentu ,yang digunakan di dalam kelompok untuk membantu anggota secara individual,misalnya pendekatan pemecahan masalah,alokasi peran dan umpan balik.

-          Intensitas perhatian kelompok kepada anggota secara individual .

2.    Faktor ukuran (size) kelompok

Ukuran kelompok ini menjadi faktor utama yang menentukan pemberian pemberian waktu kepada pekerja sosial untuk melakukan interaksi kepada salah seorang anggota yang membutuhkan.kelompok yang kecil (5-7 anggota) mungkin lebih memungkinkan untuk memperhatikan salah satu anggota yang membutuhkan,sebaliknya kelompok yang besar mungkin kurang memberikan perhatian terhadap salah satu anggota.

3.    Isu-isu Teoritis

Mencakup perhatian utama pekerja sosial yang dijadikan landasan teoritis bagi pelaksanaan praktek pertolongannya.artinya landasan teoritis mana yang dijadikan perhatian pekerja sosial.teori yang satu menyatakan bahwa fokus dari kelompok adalah proses kelompok yang terutama menggarisbawahi tentang pentingnya antar anggota,atau kurang memberikan perhatain kepada masalah individu satu persatu.

Sedangkan teori yang lain justru mengutamakan perhatian kepada masalah individu satu persatu,karena bagaimana juga tujuan akhir dari suatu proses pertolongan ,baik secara individual ataupun secara kelompok adalah keberfungsian orang sebagai individu.

Peranan Aktif pekerja sosial yaitu bahwa pekerja sosial menggunakan kemampuannya untuk:

a.       Teknik untuk mengubah presepsi individual.

b.      Teknik untuk menggubah kognisi individual.

c.       Teknik untuk mengubah afeksi individual .

d.      Teknik untuk mengubah aksi/perilaku individu

2.8 Peran –peran Pekerja Sosial

Bila pekerja sosial melakukan intervensi kepada lingkungan dalam melakukan perubahan pada perilaku anggota kelompok maka pekerja sosial dapat menggunakan peran berikut:

a.      Advocate

Charles F.Grosser menegaskan bahwa klien seringkali berada pada situasi konflik drngan berbagai institusi sosial .oleh karena itu ,pekerja sosial yang melaksanakan peran advocate ini dapat berfungsi sebagai partisipan dalam konflik tersebut.

b.      Mediator

Pada peranan ini pekerja sosial berupaya untuk memecahkan perselisihan antar anggota yang satu dengan anggota yang lain,pada peranan ini ,pekerja sosial juga membantu kelompok-kelompok yang bertentangan untuk saling bernegosiasi .

c.       Broker.

Pekerja sosial memusatkan perhatiannya pada upaya untuk membantu anggota kelompok untuk memilih sumber-sumber sosial yang dibutuhkan ,dan kemudian membantu mereka memanfaatkan sumber tersebur.aspek penting dalam peranan ini adalah mengupayakan suatu tindakan agar unsur-unsur dari lingkungan,serta sumber-sumber sosial yang berada dalam lingkungan agar bersedia memberikan informasi kepada anggota kelompok mengenai prosedur pemanfaatanya.

d.      Conferee

Middleman dan Goldbeerg menggambarkan peranan ini dalam suatu situasi dimana dua atau lebih orang yang berkonsultasi bersama, mendiskusikan dan membandingkan opini-opininya berunding serta merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan serta konferansi.aktifitas utama dalam peranan ini adalah upaya pemecahan masalah serta peningkatan proses komunukasi.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Garvin,Charles,1987.Conteporary Group Work.New Jersey :Prentice Hall –Inc.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar